Menurut Aceng Hasani (2005:30), karangan
eksposisi adalah tulisan yang sering digunakan untuk menjelaskan
penemuan ilmiah dan tidak memaksa penemuan pembaca.
Dalam karangan eksposisi pembaca tidak
dipaksa untuk menerima dan menuruti penemuan penulis. Pembaca dapat
menolak dan menerima apa yang dijelaskan penulis.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa teks eksposisi adalah bentuk
pengembangan paragraf yang memiliki tujuan untuk memberikan informasi
mengenai permasalahan apa saja melalui ide, gagasan, penemuan penulis
dengan gaya bahasa yang singkat, akurat dan padat sehingga menambah
wawasan/pengetahuan pembaca.
Teks eksposisi memiliki sifat ilmiah/non fiksi. Dengan kata lain, sumber
karangan bisa diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian maupun
pengalaman pribadi seseorang.
Sobat sebenarnya bisa melihat/menyimak teks eksposisi ini melalui
berbagai sumber/media, seperti internet, koran, laporan, maupun buku.
Adapun topik dalam karangan eksposisi yaitu :
- Data faktual : berarti benar-benar terjadi, ada dan bisa bersifat
historis. Contohnya bagaimana cara kerja suatu alat dan kegunaannya,
bagaimana suatu hal bisa terjadi, dan sebagainya.
- Salah satu analisis atau penafsiran objektif ke suatu fakta.
- Fakta yang meyakinkan.
Contoh urutan analisis paragraf eksposisi
- Urutan kronologis/proses, biasanya menuliskan proses, yaitu urut-urutan kejadian atau kegiatan ;
- Urutan fungsional ;
- Urutan sebab akibat ;
- Analisis perbandingan.
Lalu, bagaimana cara membuat/menulis teks eksposisi ?
Sobat bisa mencobanya dengan langkah-langkah sebagai berikut :
- Menentukan tema ;
- Menentukan tujuan penulisan ;
- Memilih data yang cocok dengan tema ;
- Membuat kerangka karangan lalu dikembangkan menjadi karangan ;
Ciri Paragraf Teks Eksposisi
- Bersifat ilmiah/non-fiksi ;
- Memuat kalimat rincian/penjelas ;
- Akhir paragraf berupa penegasan ;
- Gaya penulisan bersifat informatif ;
- Dari awal hingga akhir berupa pemaparan ;
- Bahasanya memiliki makna denotasi (sebenarnya) ;
- Bentuk penyampaian dilakukan secara lugas dan baku ;
- Fakta digunakan sebagai alat kontribusi dan konkritasi ;
- Memuat ide, gagasan dan penemuan penulis mengenai masalah tertentu namun tetap objektif (sesuai) ;
- Memiliki tujuan menambah pengetahuan pembaca tanpa maksud memihak siapapun (bersifat netral) ;
- Dalam teks eksposisi juga bisa kita temukan unsur 5W+1H (apa, siapa,
kapan, dimana, dan bagaimana). Dalam memaparkan topik, teks eksposisi
biasanya juga menyertakan grafik, tabel serta berbagai fakta dan data
lainnya guna memperjelas argumen.
Struktur Teks Eksposisi
Adapun struktur teks eksposisi secara umum yaitu :
- Tesis (Pernyataan pendapat)
Merupakan pokok pikiran/gagasan utama berupa perkiraan penulis tentang
sebuah permasalahan berdasar fakta yang ada. Bagian ini menjelaskan
informasi secara umum namun tetap objektif.
Bagian yang menjadi perinci tentang suatu pernyataan/pendapat. Dengan
kata lain, bagian ini memberikan penjelasan lebih mendalam mengenai
tesis (bagian sebelumnya) melalui berbagai fakta yang diyakini
kebenarannya oleh penulis.
Biasanya ditandai dengan berbagai kalimat yang berisi pendapat penulis mengenai topik yang sedang dibahas.
Bagian di dalam teks yang menguatkan kembali penjelasan sebelumnya baik
berupa pernyataan dan/atau argumentasi penulis. Dalam bagian ini,
umumnya disertakan pula sejumlah fakta demi memperkuat penegasan.
Terdapat pada bagian akhir suatu teks eksposisi.
Kaidah/Ciri Kebahasaan Teks Eksposisi
Ciri kebahasaan merupakan bagian-bagian yang membangun teks eksposisi.
Kita bisa juga menyebutnya dengan unsur kebahasaan/kaidah kebahasaan
teks eksposisi. Adapun penjabarannya yaitu :
#1. Menggunakan Pronomina
Pronomina yaitu jenis kata yang digunakan untuk menggantikan nomina atau
frasa nomina. Pronomina dapat dibedakan menjadi dua macam :
- Pronomina Non-Persona (kata ganti bukan orang) yaitu pronomina
penanya (seperti : apa, bagaimana, siapa, kapan) dan pronomina penunjuk
(seperti : ini, itu, - sini, - situ, -sana).
- Pronomina Persona (kata ganti orang) yaitu persona tunggal (seperti :
ia, dia, Anda, kamu, aku, saudara, -nya, -mu, -ku, si- ) dan persona
jamak (seperti : kita, kami, kalian, mereka, hadirin, para).
#2. Menggunakan Kata Leksikal
Kata Leksikal adalah kata yang memiliki makna berdefinisi sebagai
lambang benda, peristiwa, objek, dan lain-lain (umumnya terdapat dalam
kamus bahasa).
- Nomina : kata yang condong menjelaskan benda, baik nyata maupun abstrak.
- Adjektiva : kata yang dipakai untuk memaparkan sifat/keadaan orang, benda, dan binatang.
- Verba : kata yang memiliki makna dasar pekerjaan, perbuatan, proses, atau keadaan yang bukan sifat.
- Adverbia : kata yang memberikan/melengkapi suatu informasi baik itu
berupa keterangan waktu, tempat, suasana, cara, alat, dan lain
sebagainya.
#3. Menggunakan Konjungsi
Konjungsi atau kata penghubung kerap kali digunakan dalam teks eksposisi
guna memperkuat argumentasi penulis. Beberapa konjungsi teks eksposisi
di antaranya yaitu :
- Konjungsi pembatasan : asal, kecuali, selain ;
- Konjungsi penegasan : bukan hanya itu, apalagi, bahkan, hanya, lagi pula, itu pun ;
- Konjungsi penggabungan : dengan, serta, dan ;
- Konjungsi penjelasan : bahwa ;
- Konjungsi penyimpulan : maka dari itu, oleh sebab itu, oleh karena itu, jadi, dengan demikian ;
- Konjungsi perbandingan : ibarat, bagai, seperti, serupa ;
- Konjungsi perincian : yakni, adalah, merupakan, yaitu, ialah, antara lain ;
- Konjungsi persyaratan : asalkan, jika, jikalau, apabila, bila, bilamana, apabila ;
- Konjungsi pertentangan : sebaliknya, bertolak belakang, akan tetapi, tetapi, namun, melainkan, sedangkan, berbeda dengan itu ;
- Konjungsi pilihan : atau ;
- Konjungsi sebab-akibat : mengakibatkan, karena, sebab, sehingga, akibat, akibatnya ;
- Konjungsi tujuan : untuk, supaya, agar ;
- Konjungsi waktu : kemudian, sesudah, setelah, lalu, sebelum, setelah itu.
Jenis-jenis Teks Eksposisi
Sebenarnya, teks eksposisi terbentuk dari beberapa paragraf yang
dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi struktur teks yang padu.
Oleh karena itu, kita kemudian mengenal pola pengembangan dalam teks
eksposisi.
Dari pola pengembangan inilah jenis teks eksposisi itu terlihat. Adapun
pola pengembangan tersebut antara lain yaitu : pola pengembangan proses,
definisi, contoh/ilustrasi, perbandingan, kontras/pertentangan,
umum-khusus atau khusus-umum, klasifikasi, sebab-akibat, dan laporan.
Mari kita pelajari satu per satu.
#1.Teks Eksposisi Proses
Eksposisi proses adalah pengembangan paragraf eksposisi yang menjelaskan
suatu topik berdasarkan prosedur, cara atau langkah yang sebenarnya dan
mengarah pada hasil yang hendak dicapai.
Contoh singkatnya bisa kita lihat dalam pengembangan paragraf berikut :
Cara membuat wayang kulit kata yang sudah biasa membuat itu mudah.
Pertama-tama kita menyiapkan kulit hewan seperti sapi, kerbau atau
kambing. Kemudian ........*blablabla...... Tahap akhirnya dengan
memasang cempurit/gagang wayang agar bisa digerakkan ketika pagelaran.
#2. Teks Eksposisi Definisi
Eksposisi definisi adalah pengembangan paragraf eksposisi yang
memaparkan informasi berupa pengertian atau definisi dalam suatu topik
pembicaraan.
#3. Teks Eksposisi Contoh/Ilustrasi
Eksposisi ilustrasi adalah pengembangan paragraf eksposisi yang
memberikan gambaran sederhana mengenai suatu topik dengan topik lainnya
yang memiliki kesamaan sifat/kemiripan dalam beberapa hal.
Contoh singkatnya :
Masyarakat Jawa umumnya, dan masyarakat Banyumas khususnya memiliki jiwa
kreatif dan seni yang tinggi. Banyak kesenian yang sudah berhasil
diciptakan seperti lengger, wayang, ebeg, calung, ujungan, begalan, dan
lain sebagainya.
#4. Teks Eksposisi Perbandingan
Eksposisi perbandingan adalah pengembangan paragraf eksposisi yang penyajiannya mengacu pada perbandingan dengan hal lain.
#5. Teks Eksposisi Kontras/Pertentangan
Eksposisi pertentangan adalah pengembangan paragraf eksposisi yang
mengacu pada beberapa hal yang bertentangan dengan hal lain yang serupa.
Umumnya menggunakan frasa atau konjungsi pertentangan (seperti : berbeda halnya, sebaliknya, meski begitu, akan tetapi).
#6. Teks Eksposisi Umum-Khusus Atau Khusus-Umum
Wayang identik dengan orang Jawa, tetapi sekarang wayang sudah tersebar
ke seluruh Indonesia dan sudah menjadi identitas orang Indonesia.
Bahkan, oleh UNESCO menetapkannya menjadi warisan budaya yang perlu
dilestarikan.
#7. Teks Eksposisi Klasifikasi
Eksposisi klasifikasi adalah pengembangan paragraf eksposisi yang
penyajiannya memiliki kesan membagi-bagi/menggolongkan beberapa hal
dalam satu topik permasalahan.
#8. Teks Eksposisi Sebab-Akibat
Eksposisi sebab-akibat adalah pengembangan paragraf eksposisi yang cenderung menonjolkan unsur sebab dan akibat di dalamnya.
#9. Teks Eksposisi Laporan
Eksposisi laporan adalah pengembangan paragraf eksposisi yang
menjabarkan hasil/laporan berdasarkan berita atau penelitian tertentu.
#10. Teks Eksposisi Berita
Teks eksposisi berita adalah pengembangan paragraf eksposisi yang
menginformasikan suatu kejadian, kerap kali kita jumpai di dalam berita
atau koran.
Contoh Teks Eksposisi beserta Strukturnya
Berikut kami sajikan beberapa teks yang wajib dipahami. Kenapa wajib ?
Karena kalau sobat tidak membacanya maka sobat akan rugi.
Sobat sudah mengetahui seluk-beluk teks eksposisi sampai sejauh ini, tapi tidak tahu contoh teksnya. Rugi bukan ?
Nah, maka dari itu ayo kita simak contoh teksnya dengan seksama...
Teks 1 - Kebudayaan Banyumasan
Tesis
Seni dan budaya khas Banyumas tumbuh dan berkembang seiring dengan
peradaban Jawa Kuno. Budaya Banyumas juga semakin kaya dengan masuknya
gaya budaya Mataram (Yogya-Solo) dan Sunda (Pasundan/Priangan) serta sudah dimasuki berbagai kebudayaan lainnya.
Argumentasi
Dari budaya Banyumasan ini, lahirlah wujud kesenian tradisional yang
juga memiliki karakter Banyumasan seperti lengger, ujungan, calung,
ebeg, angguk, wayang kulit gagrak Banyumas, gendhing Banyumasan,
begalan, dan lain sebagainya.
Penegasan Ulang
Selain itu, di daerah yang berbatasan langsung dengan daerah Jawa Barat
lebih memiliki gaya budaya Pasundan seperti kesenian sisingaan, gendang
rampak, rengkong, calung, dan sebagainya.
Teks 2 - Begalan
Begalan yaitu salah satu jenis kesenian yang umumnya dipentaskan di
dalam reong mbegal. Yang menarik perhatian adalah dialog/percakapan
antara yang dibegal (dirampok) dan yang membegal (perampok).
Dialog/percakapan biasanya berisi kritikan atau petuah untuk calon
penganten dengan pembawaan yang lugas dan lucu.
Acara ini diadakan jika calon penganten perempuan anak pertama. Begalan
merupakan campuran antara seni tari dan dialog dengan unsur humor di
dalamnya serta menggunakan iringan gending.
Seperti tari klasik, gerakan badan tidak terikat dengan patokan tertentu
yang akhirnya menjadikan gerakannya selaras dengan irama gending.
Jumlah penari/peraga ada 2, yang satu membawa barang-barang (peralatan masak) dan yang satu menjadi pembegal/rampok.
Barang-barang yang dibawa seperti ilir, ian, cething, kusan, saringan
ampas, tampah, sorok, centhong, gayung, irus, kendhil, dan wangkring.
Barang bawaan ini biasanya dinamai brenong kepang.
Pembegal biasanya membawa pedang kayu, bajunya peraga biasanya sederhana, umumnya menggunakan pakaian adat jawa.
Dialog yang diucapkan berupa bahasa kiasan yang diterjemahkan dari
nama-nama barang yang dibawa. Contohnya ilir yang dibuat dari anyaman
bambu melambangkan pengingat pengantin laki-laki dan perempuan untuk
membedakan mana yang benar dan salah. Cething, yang digunakan untuk
tempat nasi melambangkan hidup itu memerlukan wadah yang memiliki aturan
tertentu, jadi tidak boleh seenaknya sendiri. Padi, melambangkan
penganten laki-laki dan perempuan harus punya watak seperti padi (masih
muda terlihat indah, bagus dan menyenangkan pelihatnya sedangkan kalau
sudah tua semakin menunduk ke bawah/tidak sombong). Gayung yang berguna
untuk mengambil air memiliki makna bahwa pengantin laki-laki dan
perempuan harus bisa hidup dimanapun dan dalam keadaan apapun. Selain
itu, diharapkan dapat membagi pengalaman, ilmu, dan rejeki kepada yang
berhak menerimanya secara adil.
Disamping melihat atraksi tari begalan dan irama gendhing, penonton juga
mendengarkan percakapan yang menarik perhatian dan menghibur. Biasanya,
selesai tontonan, barang-barang yang dipikul menjadi rebutan para
penonton.
Akan tetapi, tontonan begalan ini tidak bisa dipentaskan terlalu lama
karena masih termasuk dalam rangkaian acara dalam pernikahan.
Teks 3 - Seni Pertunjukan Ebeg
Ebeg atau dalam bahasa Indonesia disebut kuda lumping adalah salah satu
kesenian tradisional asli Jawa. Kesenian ini sudah ada sejak jaman dulu
dan sampai sekarang pun masih dilestarikan. Kesenian ini memadukan unsur
tari-tarian yang disertai dengan musik calung dan gamelan.
Peraganya menggunakan baju adat Jawa. Bajunya biasanya lengan panjang,
celananya pendek, kepalanya diikat menggunakan ikat, bagian celananya
dipasangi jarit yang dililitkan dan diberi seperti sejenis sabuk agar
tidak lepas.
Para peraga juga membawa kuda-kudaan yang dibuat dari anyaman bambu.
Kuda-kudaan itu lalu dinaiki, layaknya menaiki kuda sungguhan. Yang
menjadi peraga bisa laki-laki, bisa juga perempuan, namun kebanyakan
adalah laki-laki. Ketika menari, biasanya ada peraga yang mengalami
kesurupan atau kemasukkan makhluk ghaib karena memiliki indang (roh
halus). Kesurupan tergantung indangnya, apakah itu menyerupai gaya
monyet, buaya, kerbau, dan lain sebagainya. Penonton yang memiliki
indang juga bisa ikut kesurupan.
Ketika kesurupan ada yang meminta makan kembang, mengelupasi serabut
kelapa dengan gigi, memakan ayam mentah, dan hal ekstrim lainnya.
Biasanya setelah sadar, peraga atau penonton yang kesurupan tadi diobati
oleh dukun/penimbul atau anggota kelompok kesenian ebeg yang memiliki
kelebihan.
Ada mitos yang dipercaya oleh masyarakat, kalau melihat ebeg tidak boleh
mengenakan baju warna merah, karena bisa dikejar oleh peraga yang
kesurupan.
Kesenian ebeg ini biasanya diadakan ketika ada acara khitanan,
pernikahan, ulang tahun, maupun acara lainnya yang sekiranya menarik
perhatian banyak orang.
Jika sobat sudah membacanya, kami ingin menantang sobat untuk menjawab
pertanyaan yang ingin kami ajukan. Jika sobat membaca dan memahami
artikel ini dengan baik, pasti sobat mudah menjawabnya.
Question :
- Berdasarkan contoh teks yang tadi sudah sobat baca, benarkah itu termasuk ke dalam teks eksposisi ? Berikan alasannya !
- Jika sobat meyakini teks tersebut adalah teks eksposisi, termasuk ke
dalam jenis pengembangan apakah teks tersebut ? Tunjukkan juga bagian
strukturnya (teks 2 & 3)!
Ingin jadi pelajar kritis ?
Tapi.....
Tidak berani menjawab ?
Yakin bisa ?
Ayo buktikan !
*tulis jawaban sobat jika sobat termasuk pelajar greget yang anti-mainstream :v
Oke, itulah beberapa ulasan mengenai pembelajaran kita kali ini. Dengan
adanya artikel ini, diharapkan sobat dapat memahami materi teks
eksposisi ini dengan baik sehingga mampu mendukung nilai akademis sobat
di sekolah.
^Referensi :
- Buku LKS Bahasa Jawa SMK Kelas XI
- www.ensiklopediasli.blogspot.com
- Sumber : http://www.siswamaster.com