• SMA NEGERI 18 KABUPATEN TANGERANG

  • Halaman Atas

    This is a Blogger template by Alumnus Generation 10th 2016/2017

  • MPK/OSIS 15/16

    Kegiatan LDKS 2016 di Padarincang, Serang - Prov. Banten

Kontak

Kontak Utama 

Alamat : JL. RAYA PEMDA
RT / RW : 1 / 1
Dusun : MATAGARA
Desa / Kelurahan : Mata Gara
Kecamatan : Kec. Tiga raksa
Kabupaten : Kab. Tangerang
Provinsi : Prop. Banten
Kode Pos : 15720
Lintang : -6.2569000
Bujur : 106.4873000

Kontak yang Bisa Dihubungi  

Telepon : 0215993872
Fax : 0215993872
Email : sman18kabtangerang@rocketmail.com
Website : http://sman18kabtangerang.sch.id

PROFIL SMA NEGERI 18 KABUPATEN TANGERANG

A. Identitas Sekolah
NPSN : 20614413
Status : Negeri
Bentuk Pendidikan : SMA
Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
SK Pendirian Sekolah : 41/Kep-246-Huk/2005
Tanggal SK Pendirian : 1900-01-01
SK Izin Operasional : -
Tanggal SK Izin Operasional : 2015-12-22
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
B. Data Pelengkap

Kebutuhan Khusus Dilayani : Tidak ada
Nama Bank : BRI - TIGARAKSA
Cabang KCP/Unit : Tigaraksa
Rekening Atas Nama : SMA NEGERI 18 KAB TANGERANG
Luas Tanah Milik : 7000
Luas Tanah Bukan Milik : 0
 -----------------------------------------------------------------------------------------------------------

C. Data Rinci
Status BOS : Bersedia Menerima
Waku Penyelenggaraan : Pagi
Sertifikasi ISO : Belum Bersertifikat
Sumber Listrik : PLN
Daya Listrik : 45000
Akses Internet : Tidak Ada
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
 
Uraian   Guru   Tendik     PTK       PD
Laki-laki               9        5       14      284
Perempuan 13       3      16      441
Total 22     8     30      725

Keterangan :
  • Data Rekap Per Tanggal 6 Juli 2017
  • Penghitungan PTK adalah yang sudah mendapat penugasan, berstatus aktif dan terdaftar di sekolah induk.
  • Singkatan :
    1. PTK = Guru ditambah Tendik
    2. PD = Peserta Didik
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
E. Data Sarpras





Ruang Kelas                   `19
Ruang Lab                         2
Ruang Perpustakaan        1
---------------------------------------
Total                                    22





===================================================================
F. Data Rombel
SMAN 18 KABUPATEN TANGERANG memiliki jumlah rombel sebanyak 33, dengan uraian sebagai berikut:
Uraian    Rombel 10Rombel 11Rombel 12
LPTot    LPTot     LPTot
Jumlah109  151   26086   159   245   89   131   220

Ket. : L = Laki - Laki
         P = Perempuan

Pengertian Teks Eksposisi, Struktur, Ciri Kebahasaan, dan Contohnya

Apa itu eksposisi ? Menurut Aceng Hasani (2005:30), karangan eksposisi adalah tulisan yang sering digunakan untuk menjelaskan penemuan ilmiah dan tidak memaksa penemuan pembaca.

Dalam karangan eksposisi pembaca tidak dipaksa untuk menerima dan menuruti penemuan penulis. Pembaca dapat menolak dan menerima apa yang dijelaskan penulis. 

Jadi, dapat disimpulkan bahwa teks eksposisi adalah bentuk pengembangan paragraf yang memiliki tujuan untuk memberikan informasi mengenai permasalahan apa saja melalui ide, gagasan, penemuan penulis dengan gaya bahasa yang singkat, akurat dan padat sehingga menambah wawasan/pengetahuan pembaca.

Teks eksposisi memiliki sifat ilmiah/non fiksi. Dengan kata lain, sumber karangan bisa diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian maupun pengalaman pribadi seseorang.

Sobat sebenarnya bisa melihat/menyimak teks eksposisi ini melalui berbagai sumber/media, seperti internet, koran, laporan, maupun buku.

Adapun topik dalam karangan eksposisi yaitu :
  • Data faktual : berarti benar-benar terjadi, ada dan bisa bersifat historis. Contohnya bagaimana cara kerja suatu alat dan kegunaannya, bagaimana suatu hal bisa terjadi, dan sebagainya.
  • Salah satu analisis atau penafsiran objektif ke suatu fakta.
  • Fakta yang meyakinkan. 
Contoh urutan analisis paragraf eksposisi
  • Urutan kronologis/proses, biasanya menuliskan proses, yaitu urut-urutan kejadian atau kegiatan ;
  • Urutan fungsional ;
  • Urutan sebab akibat ;
  • Analisis perbandingan.
Lalu, bagaimana cara membuat/menulis teks eksposisi ?

Sobat bisa mencobanya dengan langkah-langkah sebagai berikut :
  • Menentukan tema ;
  • Menentukan tujuan penulisan ;
  • Memilih data yang cocok dengan tema ;
  • Membuat kerangka karangan lalu dikembangkan menjadi karangan ;
Ciri Paragraf Teks Eksposisi
  1. Bersifat ilmiah/non-fiksi ;
  2. Memuat kalimat rincian/penjelas ;
  3. Akhir paragraf berupa penegasan ;
  4. Gaya penulisan bersifat informatif ;
  5. Dari awal hingga akhir berupa pemaparan ;
  6. Bahasanya memiliki makna denotasi (sebenarnya) ;
  7. Bentuk penyampaian dilakukan secara lugas dan baku ;
  8. Fakta digunakan sebagai alat kontribusi dan konkritasi ;
  9. Memuat ide, gagasan dan penemuan penulis mengenai masalah tertentu namun tetap objektif (sesuai) ;
  10. Memiliki tujuan menambah pengetahuan pembaca tanpa maksud memihak siapapun (bersifat netral) ;
  11. Dalam teks eksposisi juga bisa kita temukan unsur 5W+1H (apa, siapa, kapan, dimana, dan bagaimana). Dalam memaparkan topik, teks eksposisi biasanya juga menyertakan grafik, tabel serta berbagai fakta dan data lainnya guna memperjelas argumen.

Struktur Teks Eksposisi


Adapun struktur teks eksposisi secara umum yaitu :
  • Tesis (Pernyataan pendapat)
Merupakan pokok pikiran/gagasan utama berupa perkiraan penulis tentang sebuah permasalahan berdasar fakta yang ada. Bagian ini menjelaskan informasi secara umum namun tetap objektif.
  • Argumentasi 
Bagian yang menjadi perinci tentang suatu pernyataan/pendapat. Dengan kata lain, bagian ini memberikan penjelasan lebih mendalam mengenai tesis (bagian sebelumnya) melalui berbagai fakta yang diyakini kebenarannya oleh penulis. 

Biasanya ditandai dengan berbagai kalimat yang berisi pendapat penulis mengenai topik yang sedang dibahas.
  • Penegasan Ulang 
Bagian di dalam teks yang menguatkan kembali penjelasan sebelumnya baik berupa pernyataan dan/atau argumentasi penulis. Dalam bagian ini, umumnya disertakan pula sejumlah fakta demi memperkuat penegasan. Terdapat pada bagian akhir suatu teks eksposisi.

Kaidah/Ciri Kebahasaan Teks Eksposisi


Ciri kebahasaan merupakan bagian-bagian yang membangun teks eksposisi. Kita bisa juga menyebutnya dengan unsur kebahasaan/kaidah kebahasaan teks eksposisi. Adapun penjabarannya yaitu :

#1. Menggunakan Pronomina 

Pronomina yaitu jenis kata yang digunakan untuk menggantikan nomina atau frasa nomina. Pronomina dapat dibedakan menjadi dua macam :
  • Pronomina Non-Persona (kata ganti bukan orang) yaitu pronomina penanya (seperti : apa, bagaimana, siapa, kapan) dan pronomina penunjuk (seperti : ini, itu, - sini, - situ, -sana).
  • Pronomina Persona (kata ganti orang) yaitu persona tunggal (seperti : ia, dia, Anda, kamu, aku, saudara, -nya, -mu, -ku, si- ) dan persona jamak (seperti : kita, kami, kalian, mereka, hadirin, para).
#2. Menggunakan Kata Leksikal
Kata Leksikal adalah kata yang memiliki makna berdefinisi sebagai lambang benda, peristiwa, objek, dan lain-lain (umumnya terdapat dalam kamus bahasa).
  1. Nomina : kata yang condong menjelaskan benda, baik nyata maupun abstrak.
  2. Adjektiva : kata yang dipakai untuk memaparkan sifat/keadaan orang, benda, dan binatang.
  3. Verba : kata yang memiliki makna dasar pekerjaan, perbuatan, proses, atau keadaan yang bukan sifat.
  4. Adverbia : kata yang memberikan/melengkapi suatu informasi baik itu berupa keterangan waktu,  tempat, suasana, cara, alat, dan lain sebagainya.
#3. Menggunakan Konjungsi

Konjungsi atau kata penghubung kerap kali digunakan dalam teks eksposisi guna memperkuat argumentasi penulis. Beberapa konjungsi teks eksposisi di antaranya yaitu :
  1. Konjungsi pembatasan : asal, kecuali, selain ;
  2. Konjungsi penegasan : bukan hanya itu, apalagi, bahkan, hanya, lagi pula, itu pun ;
  3. Konjungsi penggabungan : dengan, serta, dan ;
  4. Konjungsi penjelasan : bahwa ;
  5. Konjungsi penyimpulan : maka dari itu, oleh sebab itu, oleh karena itu, jadi, dengan demikian ;
  6. Konjungsi perbandingan : ibarat, bagai, seperti, serupa ;
  7. Konjungsi perincian : yakni, adalah, merupakan, yaitu, ialah, antara lain  ;
  8. Konjungsi persyaratan : asalkan, jika, jikalau, apabila, bila, bilamana, apabila ;
  9. Konjungsi pertentangan : sebaliknya, bertolak belakang, akan tetapi, tetapi, namun, melainkan, sedangkan, berbeda dengan itu ;
  10. Konjungsi pilihan : atau ;
  11. Konjungsi sebab-akibat : mengakibatkan, karena, sebab, sehingga, akibat, akibatnya ;
  12. Konjungsi tujuan : untuk, supaya, agar ;
  13. Konjungsi waktu : kemudian, sesudah, setelah, lalu, sebelum, setelah itu.

Jenis-jenis Teks Eksposisi


Sebenarnya, teks eksposisi terbentuk dari beberapa paragraf yang dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi struktur teks yang padu. Oleh karena itu, kita kemudian mengenal pola pengembangan dalam teks eksposisi. 

Dari pola pengembangan inilah jenis teks eksposisi itu terlihat. Adapun pola pengembangan tersebut antara lain yaitu : pola pengembangan proses, definisi, contoh/ilustrasi, perbandingan, kontras/pertentangan, umum-khusus atau khusus-umum, klasifikasi, sebab-akibat, dan laporan. Mari kita pelajari satu per satu.

#1.Teks Eksposisi Proses

Eksposisi proses adalah pengembangan paragraf eksposisi yang menjelaskan suatu topik berdasarkan prosedur, cara atau langkah yang sebenarnya dan mengarah pada hasil yang hendak dicapai.
Contoh singkatnya bisa kita lihat dalam pengembangan paragraf berikut :
Cara membuat wayang kulit kata yang sudah biasa membuat itu mudah. Pertama-tama kita menyiapkan kulit hewan seperti sapi, kerbau atau kambing. Kemudian ........*blablabla...... Tahap akhirnya dengan memasang cempurit/gagang wayang agar bisa digerakkan ketika pagelaran.
#2. Teks Eksposisi Definisi

Eksposisi definisi adalah pengembangan paragraf eksposisi yang memaparkan informasi berupa pengertian atau definisi dalam suatu topik pembicaraan.

#3. Teks Eksposisi Contoh/Ilustrasi
Eksposisi ilustrasi adalah pengembangan paragraf eksposisi yang memberikan gambaran sederhana mengenai suatu topik dengan topik lainnya yang memiliki kesamaan sifat/kemiripan dalam beberapa hal.
Contoh singkatnya :
Masyarakat Jawa umumnya, dan masyarakat Banyumas khususnya memiliki jiwa kreatif dan seni yang tinggi. Banyak kesenian yang sudah berhasil diciptakan seperti lengger, wayang, ebeg, calung, ujungan, begalan, dan lain sebagainya.
#4. Teks Eksposisi Perbandingan

Eksposisi perbandingan adalah pengembangan paragraf eksposisi yang penyajiannya mengacu pada perbandingan dengan hal lain. 

#5. Teks Eksposisi Kontras/Pertentangan
Eksposisi pertentangan adalah pengembangan paragraf eksposisi yang mengacu pada beberapa hal yang bertentangan dengan hal lain yang serupa. Umumnya menggunakan frasa atau konjungsi pertentangan (seperti : berbeda halnya, sebaliknya, meski begitu, akan tetapi).

#6. Teks Eksposisi Umum-Khusus Atau Khusus-Umum
Wayang identik dengan orang Jawa, tetapi sekarang wayang sudah tersebar ke seluruh Indonesia dan sudah menjadi identitas orang Indonesia. Bahkan, oleh UNESCO menetapkannya menjadi warisan budaya yang perlu dilestarikan.
#7. Teks Eksposisi Klasifikasi
Eksposisi klasifikasi adalah pengembangan paragraf eksposisi yang penyajiannya memiliki kesan membagi-bagi/menggolongkan beberapa hal dalam satu topik permasalahan.

#8. Teks Eksposisi Sebab-Akibat
Eksposisi sebab-akibat adalah pengembangan paragraf eksposisi yang cenderung menonjolkan unsur sebab dan akibat di dalamnya.

#9. Teks Eksposisi Laporan

Eksposisi laporan adalah pengembangan paragraf eksposisi yang menjabarkan hasil/laporan berdasarkan berita atau penelitian tertentu.

#10. Teks Eksposisi Berita

Teks eksposisi berita adalah pengembangan paragraf eksposisi yang menginformasikan suatu kejadian, kerap kali kita jumpai di dalam berita atau koran.

Contoh Teks Eksposisi beserta Strukturnya


Berikut kami sajikan beberapa teks yang wajib dipahami. Kenapa wajib ? Karena kalau sobat tidak membacanya maka sobat akan rugi. 

Sobat sudah mengetahui seluk-beluk teks eksposisi sampai sejauh ini, tapi tidak tahu contoh teksnya. Rugi bukan ? 

Nah, maka dari itu ayo kita simak contoh teksnya dengan seksama...

Teks 1 - Kebudayaan Banyumasan

Tesis

Seni dan budaya khas Banyumas tumbuh dan berkembang seiring dengan peradaban Jawa Kuno. Budaya Banyumas juga semakin kaya dengan masuknya gaya budaya Mataram (Yogya-Solo) dan Sunda (Pasundan/Priangan) serta sudah dimasuki berbagai kebudayaan lainnya.

Argumentasi

Dari budaya Banyumasan ini, lahirlah wujud kesenian tradisional yang juga memiliki karakter Banyumasan seperti lengger, ujungan, calung, ebeg, angguk, wayang kulit gagrak Banyumas, gendhing Banyumasan, begalan, dan lain sebagainya. 

Penegasan Ulang

Selain itu, di daerah yang berbatasan langsung dengan daerah Jawa Barat lebih memiliki gaya budaya Pasundan seperti kesenian sisingaan, gendang rampak, rengkong, calung, dan sebagainya.

Teks 2 - Begalan

Begalan yaitu salah satu jenis kesenian yang umumnya dipentaskan di dalam reong mbegal. Yang menarik perhatian adalah dialog/percakapan antara yang dibegal (dirampok) dan yang membegal (perampok). Dialog/percakapan biasanya berisi kritikan atau petuah untuk calon penganten dengan pembawaan yang lugas dan lucu.

Acara ini diadakan jika calon penganten perempuan anak pertama. Begalan merupakan campuran antara seni tari dan dialog dengan unsur humor di dalamnya serta menggunakan iringan gending. 

Seperti tari klasik, gerakan badan tidak terikat dengan patokan tertentu yang akhirnya menjadikan gerakannya selaras dengan irama gending.

Jumlah penari/peraga ada 2, yang satu membawa barang-barang (peralatan masak) dan yang satu menjadi pembegal/rampok.

Barang-barang yang dibawa seperti ilir, ian, cething, kusan, saringan ampas, tampah, sorok, centhong, gayung, irus, kendhil, dan wangkring. Barang bawaan ini biasanya dinamai brenong kepang. 

Pembegal biasanya membawa pedang kayu, bajunya peraga biasanya sederhana, umumnya menggunakan pakaian adat jawa. 

Dialog yang diucapkan berupa bahasa kiasan yang diterjemahkan dari nama-nama barang yang dibawa. Contohnya ilir yang dibuat dari anyaman bambu melambangkan pengingat pengantin laki-laki dan perempuan untuk membedakan mana yang benar dan salah. Cething, yang digunakan untuk tempat nasi melambangkan hidup itu memerlukan wadah yang memiliki aturan tertentu, jadi tidak boleh seenaknya sendiri. Padi, melambangkan penganten laki-laki dan perempuan harus punya watak seperti padi (masih muda terlihat indah, bagus dan menyenangkan pelihatnya sedangkan kalau sudah tua semakin menunduk ke bawah/tidak sombong). Gayung yang berguna untuk mengambil air memiliki makna bahwa pengantin laki-laki dan perempuan harus bisa hidup dimanapun dan dalam keadaan apapun. Selain itu, diharapkan dapat membagi pengalaman, ilmu, dan rejeki kepada yang berhak menerimanya secara adil.

Disamping melihat atraksi tari begalan dan irama gendhing, penonton juga mendengarkan percakapan yang menarik perhatian dan menghibur. Biasanya, selesai tontonan, barang-barang yang dipikul menjadi rebutan para penonton.

Akan tetapi, tontonan begalan ini tidak bisa dipentaskan terlalu lama karena masih termasuk dalam rangkaian acara dalam pernikahan.

Teks 3 - Seni Pertunjukan Ebeg

Ebeg atau dalam bahasa Indonesia disebut kuda lumping adalah salah satu kesenian tradisional asli Jawa. Kesenian ini sudah ada sejak jaman dulu dan sampai sekarang pun masih dilestarikan. Kesenian ini memadukan unsur tari-tarian yang disertai dengan musik calung dan gamelan. 

Peraganya menggunakan baju adat Jawa. Bajunya biasanya lengan panjang, celananya pendek, kepalanya diikat menggunakan ikat, bagian celananya dipasangi jarit yang dililitkan dan diberi seperti sejenis sabuk agar tidak lepas.

Para peraga juga membawa kuda-kudaan yang dibuat dari anyaman bambu. Kuda-kudaan itu lalu dinaiki, layaknya menaiki kuda sungguhan. Yang menjadi peraga bisa laki-laki, bisa juga perempuan, namun kebanyakan adalah laki-laki. Ketika menari, biasanya ada peraga yang mengalami kesurupan atau kemasukkan makhluk ghaib karena memiliki indang (roh halus). Kesurupan tergantung indangnya, apakah itu menyerupai gaya monyet, buaya, kerbau, dan lain sebagainya. Penonton yang memiliki indang juga bisa ikut kesurupan.

Ketika kesurupan ada yang meminta makan kembang, mengelupasi serabut kelapa dengan gigi, memakan ayam mentah, dan hal ekstrim lainnya.

Biasanya setelah sadar, peraga atau penonton yang kesurupan tadi diobati oleh dukun/penimbul atau anggota kelompok kesenian ebeg yang memiliki kelebihan.

Ada mitos yang dipercaya oleh masyarakat, kalau melihat ebeg tidak boleh mengenakan baju warna merah, karena bisa dikejar oleh peraga yang kesurupan. 

Kesenian ebeg ini biasanya diadakan ketika ada acara khitanan, pernikahan, ulang tahun, maupun acara lainnya yang sekiranya menarik perhatian banyak orang.

Jika sobat sudah membacanya, kami ingin menantang sobat untuk menjawab pertanyaan yang ingin kami ajukan. Jika sobat membaca dan memahami artikel ini dengan baik, pasti sobat mudah menjawabnya.
Question :
  1. Berdasarkan contoh teks yang tadi sudah sobat baca, benarkah itu termasuk ke dalam teks eksposisi ? Berikan alasannya !
  2. Jika sobat meyakini teks tersebut adalah teks eksposisi, termasuk ke dalam jenis pengembangan apakah teks tersebut ? Tunjukkan juga bagian strukturnya (teks 2 & 3)!
Ingin jadi pelajar kritis ?

Tapi.....

Tidak berani menjawab ?

Yakin bisa ?

Ayo buktikan !

*tulis jawaban sobat jika sobat termasuk pelajar greget yang anti-mainstream :v
Oke, itulah beberapa ulasan mengenai pembelajaran kita kali ini. Dengan adanya artikel ini, diharapkan sobat dapat memahami materi teks eksposisi ini dengan baik sehingga mampu mendukung nilai akademis sobat di sekolah.

^Referensi :
  • Buku LKS Bahasa Jawa SMK Kelas XI
  • www.ensiklopediasli.blogspot.com 
  • Sumber : http://www.siswamaster.com

Belajar Teks Prosedur Kompleks : Pengertian, Struktur, Contoh dan Ciri Kebahasaannya

Belajar Teks Prosedur Kompleks : Pengertian, Struktur, Contoh dan Ciri Kebahasaannya – Setelah kita belajar teks negosiasi, pembahasan selanjutnya adalah teks prosedur kompleks. Memahami pengertian, struktur, dan ciri kebahasaan teks prosedur adalah materi yang terdapat pada kurikulum 2013. Untuk itu mari kita belajar bersama untuk memahami seluk beluk teks prosedur ini.


#1. Pengertian Teks Prosedur Kompleks 


Apa itu teks prosedur kompleks ?

Teks prosedur adalah teks yang menjelaskan langkah-langkah, tahapan, atau prosedur yang harus dilakukan oleh seseorang untuk mencapai suatu tujuan akhir.

Tujuan komunikasi teks prosedur adalah menjelaskan bagaimana sesuatu itu dilakukan secara berurutan dan teratur sesuai langkah yang semestinya.

Beragam kegiatan sehari-hari yang mengharuskan sesorang untuk mengikuti suatu prosedur, aturan atau langkah-langkah demi mencapai suatu tujuan.

Contoh kegiatan yang menggunakan teks prosedur kompleks misalnya, prosedur mengurus SIM, prosedur membuat KTP, prosedur membuat tempe, prosedur menggunakan kartu ATM, prosedur membuat pupuk kompos, prosedur mengurus surat tilang,  dan lain sebagainya.

#2. Struktur Teks Prosedur


Tujuan : pengantar suatu karangan yang berisikan tujuan akhir yang akan dicapai jika partisipan( seseorang ) mengikuti prosedur/langkah-langkah dalam teks dengan benar. Dalam bagian ini, dapat dimasukkan unsur pengertian, bahan, syarat, dan sebagainya.

Langkah kerja : cara untuk melakukan sesuatu dengan melakukan prosedur yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan akhir. Sebagai contoh : (1)langkah awal,(2) langkah kemudian, (3)langkah berikutnya,(4)langkah selanjutnya, (5)langkah sesudahnya, dan (6)langkah terakhir.

#3. Contoh Teks Prosedur Sederhana


Prosedur Membuat Minuman Kopi

Bahan :
  • 1 gelas air mendidih
  • 1 bungkus kopi
  • 2 sendok teh gula pasir
Cara/prosedurnya :
  1. Masukkan kopi ke dalam gelas yang sudah disiapkan.
  2. Tambahkan 2 sendok gula pasir ke dalam gelas.
  3. Tuangkan segelas air mendidih.
  4. Aduklah. Kopi jahe pun siap diminum.
Di dalam contoh tersebut, terdapat satu tujuan yang akan dicapai, yaitu membuat minuman kopi jahe. Prosedur diatas menunjukkan bahwa langkah yang telah ditempuh hanya terdiri atas 4 langkah tunggal sehingga teks diatas dapat disebut dengan teks prosedur sederhana.

#4. Ciri Kebahasaan Teks Prosedur Kompleks

a. Menggunakan Kata/Frasa Kerja Material

Kata/frasa kerja material adalah kata yang mengarah pada tindakan fisik, seperti diminum dan menambahkan.

Contoh kalimat :
  • Buatlah miniatur rumah dengan menggunakan kardus bekas;
  • ES kopi jahe siap diminum.
b. Menggunakan Kata/Verba Aksi dalam Menjelaskan Perilaku
kata.verba aksi adalah kata kerja yang mengacu pada perilaku yang tampak, seperti : menerima, menolak, menyetujui, merelakan, membangkang, menyetujui, mengikhlaskan, dan atau mengiyakan.

Contoh kalimat :
  • Menjahit pola dengan rapi;
  • Memasukkan dakron dengan hati-hati.
c. Menggunakan konjungsi temporal

Konjungsi temporal adalah konjungsi yang mengacu pada urutan waktu dan sekaligus menjadi sarana kohesi teks. Misalnya : pertama, kedua, ketiga,..., dan seterusnya.

Ada juga seperti mula-mula, kemudian, selnjutnya, setelah itu, dan lain sebagainya. Banyak juga yang menggunakan penomoran berupa angka (1,2,3,4,s,6...,g,dan seterusnya).

Contoh kalimat :
  • Pertama, siapkan semua bahan yang diperlukan ;
  • Kedua, buatlah pola pada kain yang tersedia.
d. Menggunakan kalimat perintah ( imperatif )

Kalimat perintah adalah sebuah kalimat yang menunjukkan perintah untuk melakukan sesuatu.

Contoh kalimat :
  • Jahitlah tepian kain yang sudah terisi dakron.
  • Gunakan sisa kain yang sudah tidak terpakai untuk hiasan.
  • Buatlah baju dengan baik dan benar.
  • Peraslah jeruk nipis ke dalam gelas.
e. Menggunakan Konjungsi Syarat, Pilihan, dan Pengandaian

Konjungsi syarat adalah konjungsi yang mengacu pada syarat. Konjungsi pilihan adalah konjungsi yang mengacu pada pilihan. Konjungsi pengandaian adalah konjungsi yang mengacu pada pengandaian. Penggunaan konjungsi syarat, pilihan, dan pengandaian adalah untuk menunjukkan sublangkah.

Contoh konjungsi :
  • Kalau ;
  • Jikalau ;
  • Apabila ;
  • Jika ;
  • Seandainya ;
  • Andaikata ;
  • Bilamana ;
  • Manakala, dan lainnya.
f. Menggunakan Partisipan Manusia secara Umum

Maksudnya adalah sebuah teks eksposisi akan meminta melakukan sesuatu kepada seseorang. Yang menyuruh/menulis dan yang diminta melakukan sesuatu adalah setiap orang meskipun yang dimaksud di dalam teks adalah “Anda”.

Contoh kalimat :
  • Anda menginginkan lebih indah, tambahkan dekorasi pada tas yang sudah jadi.
g. Menggunakan Kata Adjektiva ( Kata Sifat ) untuk Menandai Kondisi

Contoh kalimat :
  • Tumis bumbu sampai harum;
  • Aduk sampai rata;
  • Sajikan saat hangat;
  • Aduk adonan hingga kalist;
  • Cuci hingga benar-benar bersih. 

#5. Contoh Teks Prosedur Kompleks


Prosedur Mengurus Akta Kelahiran

Pertama, pemohon menyiapkan surat keterangan lahir dari tempat bayi dilahirkan. Apabila bayi lahir di rumah sakit atau puskesmas, maka surat keterangan lahir berasal dari tempat tersebut. Namun apabila bayi lahir di rumah, surat keterangan lahir berasal dari kelurahan setempat.

Kedua, siapkan berkas-berkas yang lain seperti ktp kedua orang tua, buku nikah, dan kartu keluarga. Ktp kedua orang tua disiapkan dalam bentuk fotokopi, sedangkan berkas yang lain harus asli. Berkas-berkas tersebut dilengkapi dengan surat pengantar rt.rw setempat dan diketahui oleh lurah desa setempat.

Ketiga, isilah blanko formulir anak di kelurahan. Masukkan nomor induk kependudukan yang tertera pada kartu keluarga.

Keempat, untuk pengurusan akta kelahiran bagi anak kurang dari tiga tahun, berkas-berkas tersebut dibawa ke dinas kependudukan dan catatan sipil. Namun, untuk pengurusan akta kelahiran bagi anaka yang telah berusia lebih dari tiga tahun, mintalah surat keterangan keterlambatan pengurusan akta.  Surat keterangan keterlambatan pengurusan akta dikeluarkan oleh camat setempat lalu semua berkas dibawa ke dinas kependudukan dan catatan sipil kabupaten atau kota.

Keempat, setelah sampai di  dinas kependudukan dan catatan sipil segera isi formulir permohonan akta kelahiran. Mintalah petunjuk kepada petugas bila mengalami kesulitan dalam mengisi formulir.

Kelima, langkah terakhir adalah diserahkan formulir yang telah diisi lengkap kepada petugas disertai dengan berkas-berkas yang telah dibawa. Petugas akan mengecek kembali isian formulir dan berkas-berkas tersebut. Jika telah lengkap, pemohon dipersilakan kembali dan akan dihubungi petugas ketika akta kelahiran sudah jadi.

Cara Memasang Antena Parabola

Memasang antena parabola memerlukan teknik pemasangan yang benar. Hal ini bertujuan agar antena parabola yang dipasang aman dan bekerja secara maksimal. Langkah-langkah pemasangan antena parabola sebagai berikut.

Pertama, siapkan tiang penyangga antena parabola, tancapkan tegak lurus dengan cara melihat dari sudut yang berbeda. Sebaiknya pilih lokasi untuk menempatkan antena yang bebas dari halangan, tembok, dan pohon, yang dapat menghalangi arah pencarian gelombang pancaran stasiun televisi.

Kedua, letakkan dish antena parabola pada dudukan dish yang dipancangkan terlebih dahulu pada tiang penyangga. Kencangkan sedikit baut-baut penahan yang ada di pangkal antena supaya dapat digerakkan untuk mencari arah gelombang pancaran dan juga kemiringan antena terhadap garis khatulistiwa.

Ketiga, pasangkan LNB pada antena dan dilanjutkan dengan memasangkan konektor penghubung dari antena ke receiver. Hubungkan konektor dari antena ke receiver. Atur parameter satelit, chanel yang akan dicari. Cari salah satu chanel untuk di jadikan acuan mendapatkan chanel satelit yang akan ditampilkan.

Keempat, jika sudah mendapatkan chanel satelit, pilihlah stasiun televisi yang diinginkan dengan melihat pada monitor pilihan program. Gerakkan tombol pilihan program untuk mendapatkan arah sinyal terkuat/tertinggi.

Kelima, tahap akhirnya adalah mengencangkan baut-baut yang ada pada pangkal antena dan penyangga antena agar antena parabola tidak mudah jatuh.

Kesimpulannya...
Kita telah mempelajari tentang pengertian teks prosedur kompleks, contoh teks prosedur sederhana, ciri kebahasaan teks prosedur kompleks, dan contohnya. Semoga dengan adanya pembahasan teks prosedur ini kita dapat memahami dan dapat belajar lebih giat lagi.

Sumber : http://www.siswamaster.com

Belajar Teks Negosiasi : Pengertian, Ciri Kebahasaan, Tujuan, Struktur, dan Contohnya

Kesempatan kali ini kita akan membahas tentang seluk-beluk teks negosiasi. Pembahasan kita kali ini akan dikupas secara jelas dan rinci, mulai dari pengertian teks negosiasi, tujuan, struktur, itu sendiri hingga pada contohnya, bahkan kita akan membahas cara bernegosiasi yang baik dan benar.

Langsung saja, berikut adalah penjelasannya. . .

Apa itu Teks Negosiasi ?

Teks negosiasi adalah salah satu bentuk interaksi sosial antara dua belah pihak atau lebih untuk mencapai sebuah kesepakatan bersama dimana masing-masing pihak merasa menang ( diuntungkan ).
Inti dari negosiasi adalah sebuah komunikasi yang dipergunakan ketika ada perbedaan kebutuhan / kepentingan yang mengakibatkan sebuah pertentangan. Pertentangan tersebut akan dilerai dan dipecahkan dengan sebuah perundingan ( negosiasi ), dimana kedua belah pihak dapat merasa diuntungkan.
Sebuah permasalahan akan dengan mudah terselesaikan jika masing-masing pihak memberikan penawaran-penawaran yang menjadi solusi terbaik ( win solution ) dalam sebuah perundingan. Oleh karena itu, semakin pandai orang dalam berunding, maka orang itulah yang akan memenangkan perundingan tersebut.
Untuk lebih memahami teks negosiasi, ada baiknya sobat memahami kaidah atau gambaran umum mengenai seluk beluk negosiasi berikut ini :

Ciri-ciri Teks Negosiasi

  • Memutuskan sebuah solusi untuk menyelesaikan masalah.
  • Menghasilkan sebuah kesepakatan.
  • Menghasilkan keputusan yang saling menguntungkan antar pihak.
  • Memprioritaskan kepentingan bersama.
  • Mengarah pada tujuan praktis.
  • Sarana untuk mencari sebuah penyelesaian.
Apa itu pasangan tuturan ? Untuk lebih mudah dalam memahaminya, berikut adalah gambarannya :
  • Menyarankan = Menerima / menolak saran tersebut.
  • Mengucapkan salam = menjawab salam
  • Bertanya = menjawab pertanyaan / tidak menjawabnya
  • Menawarkan = menerima / menolak tawaran tersebut.
Intinya, kalimat tuturan mempunyai ciri tanya dan jawab.

Ciri Kebahasaan Teks Negosiasi

  • Berisi pasangan tuturan.
  • Bahasanya sopan dan santun.
  • Terdapat bahasa untuk membujuk sesuatu (ungkapan persuasif ).
  • Bersifat memerintah dan memenuhi perintah.
  • Hasil kesepakatan tidak memberatkan atau merugikan dua belah pihak.

Tujuan Teks Negosiasi

  • Untuk menyelesaikan sebuah permasalahan antar pihak yang berkepentingan.
  • Untuk menyatukan berbagai pendapat yang berbeda dari masing-masing pihak.
  • Untuk menemukan jalan tengah atau kondisi penyelesaian dari permasalahan yang sedang dihadapi.
  • Untuk menghindari kerugian dalam sebuah permasalahan.
  • Untuk mencapai kondisi menang atau saling menguntungkan.

Struktur Teks Negosiasi

Orientasi : Merupakan struktur yang pertama kali muncul, dimana menjadi pembuka dari percakapan sebuah negosiasi. Penggunaan kata dalam bagian ini mengarah pada ucupan basa-basi seperti sapaan, salam dan sebagainya.
Permintaan : Bagian dalam negosiasi yang umumnya berisikan sebuah pertanyaan mengenai barang atau masalah yang sedang dihadapi.
Pemenuhan : Pihak terkait memberitahukan mengenai barang atau permasalahan agar lawan interaksi menjadi lebih paham. Bagian ini juga menjelaskan serta menjawab pertanyaan dari permintaan yang telah diajukan.
Penawaran : Inti dari sebuah negosiasi dimana terjadi proses tawar menawar antara kedua belah pihak dengan mengajukan beberapa usulan yang akan menguntungkan. Bagian ini juga menjadi titik kemunculan atauawal mula terbentuknya sebuah kesepakatan.
Persetujuan : Hasil dari sebuah penawaran, dimana proses tawar menawar dapat dikatakan berhasil. Dalam tahap ini kedua belah pihak sudah memiliki jalan tengah ( kesepakatan yang disetujui bersama ) dan tentunya saling menguntungkan ( sudah deal  ).
Pembelian : Terjadinya transaksi berdasar kesepakatan yang telah disetujui bersama. Contohnya adalah transaksi jual beli antar pihak ( pembeli membayar uang dan penjual memberi dagangannya kepada pembeli )

Penutup : Bagian akhir dalam negosiasi yang menandakan bahwa percakapan / perundingan telah selesai. Bagian ini umumnya melibatkan percakapan basa-basi namun memiliki arti. Contohnya adalah “ Senang bekerja sama dengan Anda “, “ Terimakasih telah bekerja sama dengan kami “, dan lain sebagainya.

Contoh Teks Negosiasi Singkat Beserta Strukturnya

Pembeli : Selamat siang pak

Penjual : Selamat siang kembali. Maaf ada yang bisa saya bantu ?

Pembeli : Saya ingin beli jaket. Ada gak jaket hitam yang bahan dasarnya dari kain katun ?

Penjual : Wah ada mas, silahkan tinggal pilih saja yang paling cocok.

Pembeli : Kalau yang ini harganya boleh ditawar pak ?

Penjual : Ooh, boleh mas. Memangnya mau ditawar berapa ?

Pembeli : 450 ribu boleh pak ?

Penjual : Wah maaf mas, harga segitu belum boleh. Ini kualitas bagus, impor dari Prancis. Harga pasnya 700 ribu mas. Itu sudah diskon 10% mas.

Pembeli : 600 ribu gimana pak ?

Penjual : Maaf mas, masih belum boleh. Ya sudah ini penawaran terakhir, 650 ribu.

Pembeli : Ya sudah pak, saya sepakat.

Penjual : Terimakasih banyak mas, untuk pembayarannya di kasir ya mas. ( Pembeli lalu membayar uang di kasir )
( Pembeli lalu pergi meninggalkan toko dengan membawa jaket yang baru dibelinya )
Strukturnya :
Orientasi :
  • Pembeli : Selamat siang pak
  • Penjual : Selamat siang kembali. Maaf ada yang bisa saya bantu ?
Permintaan :
  • Pembeli : Saya ingin beli jaket. Ada gak jaket hitam yang bahan dasarnya dari kain katun ?
Pemenuhan :
  • Penjual : Wah ada mas, silahkan tinggal pilih saja yang paling cocok.
Penawaran :
  • Pembeli : Kalau yang ini harganya boleh ditawar pak ?
  • Penjual : Ooh, boleh mas. Memangnya mau ditawar berapa ?
  • Pembeli : 450 ribu boleh pak ?
  • Penjual : Wah maaf mas, harga segitu belum boleh. Ini kualitas bagus, impor dari Prancis. Harga pasnya 700 ribu mas. Itu sudah diskon 10% mas.
  • Pembeli : 600 ribu gimana pak ?
  • Penjual : Maaf mas, masih belum boleh. Ya sudah ini penawaran terakhir, 650 ribu.
Persetujuan :
  • Pembeli : Ya sudah pak, saya sepakat.
Pembelian :
  • ( Pembeli lalu membayar uang di kasir )
Penutup :
  • ( Pembeli lalu pergi meninggalkan toko dengan membawa jaket yang baru dibelinya )
Ketika sobat sudah memahami seluk-beluk teks negosiasi, maka selanjutnya sobat berlatih untuk mencoba melakukan negosiasi tersebut. Lalu bagaimana cara agar Negosiasi berjalan lancar ?
Berikut langkah langkahnya :
  1. Ajak pihak lawan untuk membuat kesepakatan.
  2. Berikan alasan yang jelas dan realistis mengapa harus ada kesepakatan.
  3. Bandingkanlah beberapa pilihan mengenai solusi yang akan dicapai.
  4. Perjelas dan ujilah berbagai pendapat yang telah tertampung.
  5. Pertahankan komitmen dan pendapat sobat agar menang dalam bernegosiasi.
  6. Evaluasi pendapat sobat dan pihak lawan
  7. Buatlah sebuah kesepakatan yang menegaskan kembali tujuan dalam bernegosiasi.
Adapun tips dalam bernegosiasi yaitu :
  1. Sobat harus bersikap jujur dalam segala bentuk percakapan, karena kejujuran adalah kunci utama untuk meraih kemenangan dalam berunding.
  2. Pikirkanlah terlebih dahulu apa saja yang akan menjadi pertimbangan untuk bahan berunding. Intinya jangan terburu-buru dalam bernegosiasi.
  3. Sebelum memulai percakapan, cari tahu informasi yang mendalam mengenai produk dan penjual. Dalam hal ini, kita jadi lebih tahu mengenai produk yang akan kita bincangkan sehingga akan memudahkan kita untuk mendapat keuntungan.
  4. Berikan harga atau ketentuan secara maksimal agar sobat lebih diuntungkan.
  5. Hindari ikatan emosional dengan apa yang akan dijual atau dibeli.
  6. Terakhir, berikanlah keputusan yang tidak memberatkan kedua belah pihak. Intinya menemukan jalan tengah dalam permasalahan.
 Kesimpulannya...

Kita sudah mempelajari tentang pengertian teks negosiasi, ciri-ciri teks negosiasi, ciri kebahasaan teks negosiasi, tujuan teks negosiasi, struktur teks negosiasi, contoh teks negosiasi singkat, cara agar negosiasi berjalan dengan lancar, serta tips dalam melakukan negosiasi.
Nah, selesailah pembelajaran kita kali ini, semoga wacana mengenai teks negosiasi ini bermanfaat. Salam sukses sobat, semoga sobat menjadi generasi yang semangat dalam belajar. 

Sumber : http://www.siswamaster.com

Pengertian Teks Laporan Hasil Observasi, Struktur, Kaidah Kebahasaan, dan Cara Menyusunnya

Hai sobat kembali lagi di blog sman18kabtangerang.blogspot.co.id, kali ini kita akan mempelajari pengertian, struktur, ciri/kaidah kebahasaan, contoh dan cara memproduksi/menyusun teks laporan hasil observasi (LHO). Apa sih teks LHO itu ? Daripada semakin penasaran, yuk simak pembahasan kita kali ini..


A. DEFINISI/PENGERTIAN TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

 Observasi : Pengamatan

Teks Laporan Hasil Observasi adalah teks yang menjelaskan informasi mengenai sesuatu, baik itu hewan, tumbuhan, alam, fenomena sosial, hasil karya manusia, dan/atau fenomena alam sesuai fakta dengan klasifikasi kelas dan subkelas yang ada di dalamnya berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan.

Masih belum paham ?

Singkatnya, teks LHO adalah sebuah teks yang akan memaparkan hasil observasi secara sistematik dan objektif berdasarkan kenyataan/fakta yang ada.
Teks jenis ini juga mendeskripsikan mengenai bentuk, ciri, dan/atau sifat umum suatu objek. Objek tersebut dapat berupa manusia, benda, hewan, tumbuhan, atau berbagai peristiwa yang terjadi di dunia ini.

B. APA TUJUAN TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI ?


Tujuan teks LHO adalah untuk menyampaikan informasi tentang klasifikasi mengenai jenis-jenis sesuatu secara apa adanya sesuai kriteria tertentu sebagai hasil pengamatan (secara sistematis dan objektif) serta untuk memecahkan suatu persoalan berupa hipotesis hasil pengamatan.

Adapun tujuan lainnya yaitu :
  • Untuk mengatasi suatu persoalan.
  • Untuk menemukan teknik atau cara terbaru.
  • Untuk mengambil keputusan yang lebih efektif.
  • Untuk melakukan pengawasan dan/atau perbaikan.
  • Untuk mengetahui perkembangan suatu permasalahan.

C. APA FUNGSI DARI TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI ?

  1. Melaporkan tanggung jawab sebuah tugas dan kegiatan pengamatan.
  2. Sebagai sumber informasi terpercaya.
  3. Menjelaskan dasar penyusunan kebijaksanaan, keputusan dan/atau pemecahan masalah dalam pengamatan.
  4. Sarana untuk pendokumentasian.

D. APA BEDANYA ANTARA TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI DENGAN TEKS DESKRIPSI ?


Keduanya memang sama-sama menyampaikan informasi sesuai fakta, tapi letak perbedaannya ada pada sifatnya yaitu :
  • Teks Laporan Hasil Observasi  : bersifat universal yang di dalamnya ada klasifikasi dan fakta deskripsi.
  • Teks Deskripsi : bersifat unik dan individual yang di dalamnya ada deskripsi spesifik.

E. STRUKTUR TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI DAN PENJELASANNYA


#1. Pernyataan Umum/Klasifikasi 

Berisi tentang informasi/pengertian mengenai sesuatu yang dibahas atau hasil pengamatan yang telah dilakukan.

Bagian ini dapat diartikan juga sebagai pembuka karangan secara umum dengan menjelaskan penggolongan/klasifikasi tentang objek yang hendak dilaporkan, seperti : benda, tumbuhan, lingkungan, organisme, hewan, fenomena sosial, fenomena alam, dan lain sebagainya.

Pada bagian ini objek akan diklasifikasi berdasarkan atas persamaan dan/atau perbedaannya. Kemudian kriteria tersebut digunakan untuk membedakan kelas, subkelas dan rincian yang lebih mendetail lagi.

#2. Paragraf yang terdiri dari anggota/aspek yang dilaporkan

Pada bagian ini, berisi penjelasan secara rinci mengenai informasi yang akan disampaikan berdasarkan hasil pengamatan.
Pada bagian ini, akan diuraikan klasifikasi atau penggolongan secara runtut dari kelas yang besar hingga menjadi kelas yang kecil (subkelas). Misalnya penggolongan diikuti rincian dari aspek perilaku, genetik, lingkungan, fungsi, peran, fisik, atau kepribadiannya.

F. CIRI-CIRI TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

  1. Ditulis secara lengkap dan sempurna.
  2. Bersifat objektif, global dan/atau universal.
  3. Objek yang akan dibicarakan/dibahas adalah objek tunggal.
  4. Ditulis berdasarkan fakta sesuai dengan pengamatan yang telah dilakukan.
  5. Informasi teks merupakan hasil penelitian terkini yang sudah terbukti kebenarannya.
  6. Tidak mengandung prasangka/dugaan/pemihakan yang menyimpang atau tidak tepat.
  7. Saling berkaitan dengan hubungan berjenjang antara kelas dan subkelas yang terdapat di dalamnya.
  8. Tidak adanya bagian penutup dari penulis. Penulis hanya melaporkan apa yang dilihat dan diketahuinya berdasarkan hasil analisis serta observasinya.
  9. Menitikberatkan pada pengelompokkan segala sesuatu ke dalam jenis-jenis dengan ciri atau keadaannya secara umum.
  10. Disajikan secara menarik, baik dalam hal kata, bahasa jelas, isinya berbobot maupun susunannya logis.
  11. Teks Laporan Hasil Observasi menggambarkan sesuatu secara umum dan sesuai fakta, tanpa adanya opini penulis.
  12. Teks deskripsi menggambarkan secara khusus (unik dan individual) dan menggunakan sudut pandang penulis.

G. CIRI/KAIDAH KEBAHASAAN TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI


#1. Menggunakan frasa nomina yang diikuti penjenis dan pendeskripsi.

#2. Menggunakan verba relasional, seperti : ialah, merupakan, adalah, yaitu, digolongkan, termasuk, meliputi, terdiri atas, disebut, dan lain-lain (digunakan untuk menyatakan definisi pada istilah teknis atau istilah yang digunakan secara khusus pada bidang tertentu).

#3. Menggunakan verba aktif alam untuk menjelaskan perilaku, seperti : bertelur, membuat, hidup, makan, tidur, dan sebagainya.

#4. Menggunakan kata penghubung yang menyatakan :
  • Tambahan : dan, serta
  • Perbedaan : berbeda dengan
  • Persamaan : sebagaimana, seperti halnya, demikian halnya, hal demikian, sebagai, hal yang sama
  • Pertentangan : sedangkan, tetapi, namun, melainkan, sementara itu, padahal berbanding terbalik
  • Pilihan : atau
#5. Menggunakan paragraf dengan kalimat utama untuk menyusun informasi utama, diikuti rincian aspek yang hendak dilaporkan dalam beberapa paragraf.

#6. Menggunakan kata keilmuwan atau teknis, seperti : herbivora, degeneratif, osteoporosis, mutualisme, parasitisme, pembuluh vena, leukimia, syndrom, phobia, dan lain-lain.

H. SIFAT TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

  • Bersifat Informatif.
  • Bersifat Komunikatif.
  • Bersifat Objektif.

I. SYARAT/KRITERIA TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI YANG IDEAL, BAIK DAN BENAR

  • Memiliki susunan struktur teks yang urut dan lengkap.
  • Dalam struktur teks tidak memiliki kesimpulan/penutup.
  • Di dalam teks tidak ada opini dari penulis.
  • Teks menjelaskan sebuah informasi yang benar adanya (sesuai fakta).

J. LANGKAH MEMPRODUKSI/MENYUSUN TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

  1. Membuat judul laporan sesuai dengan pengamatan yang telah dilakukan.
  2. Membuat kerangka teks dengan menitikberatkan pembuatan gagasan utama sesuai dengan hasil pengamatan.
  3. Menyusun teks berdasarkan gagasan utama yang telah dibuat, diawali dengan paragraf pernyataan umum lalu ke bagian isi (anggota/aspek yang dilaporkan). Jadi, setelah membuat klasifikasi secara umum, langkah selanjutnya adalah menjabarkan klasifikasi tersebut berdasarkan hasil pengamatan (jika belum maksud, sobat bisa lihat contoh teks LHO di bawah)
  4. Meneliti kembali hasil penulisan teks, jika terdapat kalimat janggal atau terdapat kesalahan penulisan, segera perbaiki kembali.
Baca artikel lainnya : Pengertian teks anekdot dan contohnya

Demikianlah artikel mengenai pengertian, struktur, kaidah kebahasaan, contoh dan cara memproduksi/menyusun teks laporan hasil observasi, semoga dapat menambah wawasan kita terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Kurang paham mengenai pembahasan kita kali ini ? Yuk tanya dikomentar :)

Sumber : http://www.siswamaster.com/

Pengertian Teks Anekdot, Struktur, Ciri/Kaidah Kebahasaan dan Contohnya

Apa itu teks anekdot ? Mungkin sobat masih bertanya-tanya mengenai teks ini. Nah, kesempatan kali ini kita akan membahas  secara mendalam, mulai dari pengertian teks anekdot itu sendiri, ciri/kaidah kebahasaan dan contoh teks anekdot beserta strukturnya.


A. PENGERTIAN TEKS ANEKDOT

Teks Anekdot adalah sebuah teks berupa cerita pendek yang memiliki unsur lucu/humor dan menarik, akan tetapi memiliki maksud untuk mengkritik suatu hal, kejadian atau perkara.

B. TUJUAN TEKS ANEKDOT

Anekdot kadangkala berisikan sindiran alami dengan menyertakan kisah lucu di dalamnya. Unsur lucu di dalam anekdot terkadang bukanlah lelucon, karena tujuan utamanya bukan untuk memberikan tawa. Anekdot lebih menitikberatkan untuk mengungkapkan pada kebenaran yang lebih umum dibanding kisah nyata itu sendiri. Selain itu juga untuk menggambarkan suatu sifat karakter dengan ringan sehingga mampu menghentak dalam pemahaman yang langsung pada intinya. 

Adapun tujuan teks anekdot secara umum yaitu :
  • Untuk membangkitkan tawa.
  • Untuk membuat orang terhibur.
  • Untuk menggambarkan suatu karakter.sikap dengan ringan dan singkat sehingga dapat mengarah langsung pada intinya.

C. CIRI-CIRI TEKS ANEKDOT

Adapun ciri-ciri teks anekdot yaitu :
  1. Ceritanya singkat : teksnya sederhana.
  2. Terkandung unsur lucu di dalamnya : Misalnya : KUHP diplesetkan menjadi sebuah makna yang berbeda yaitu Kasih Uang Habis Perkara ; Kitab Pencerdas Otak merupakan plesetan dari kertas contekan pelajar.
  3. Terkandung sindiran : Misalnya menyindir aparat penegak hukum.
  4. Terkandung ungkapan
  5. Adanya konjungsi : Misalnya : lalu, kemudian, setelah itu, dan sebagainya.
  6. Ceritanya faktual : Isi cerita diambil dari kejadian yang sebenarnya terjadi di masyarakat. Misalnya, sanksi/denda digantikan dengan uang (hal itu saat ini memang benar-benar terjadi di masyarakat).

D. CIRI/KAIDAH KEBAHASAAN TEKS ANEKDOT

Apa itu kaidah teks anekdot ? Kaidah maksudnya adalah patokan dasar atau ukuran tertentu di mana suatu teks dapat dikatakan sebagai teks anekdot. Ciri.kaidah kebahasaan teks ini antara lain yaitu :
  • Teks anekdot menggunakan bahasa waktu lampau
  • Teks anekdot menggunakan pernyataan retoris, contohnya “apakah dia tahu ?”
  • Teks anekdot menggunakan konjungsi. Contohnya : lalu, kemudian, setelah itu, sesudah itu.
  • Teks anekdot menggunakan kalimat perintah dan kalimat seru.
  • Teks anekdot menggunakan kata kerja. Misalnya : duduk, makan, berlari, berbicara, pergi, datang, dan lain sebagainya.

E. STRUKTUR TEKS ANEKDOT

  1. Abstraksi : Bagian awal yang menunjukkan.menggambarkan bahasan teks secara umum. jadi, bagian ini digunakan untuk memberikan gambaran yang sangat jelas mengenai isi teks anekdot.
  2. Orientasi : Bagian yang menunjukkan latar belakang kejadian yang hendak ditulis dalam teks anekdot. Kondisi di mana kejadian berawal.
  3. Event : Menceritakan rangkaian.urut-urutan kejadian
  4. Krisis : Adalah bagian dimana terdapat permasalahan utama (konflik) dalam cerita teks.
  5. Reaksi : Bagian yang menunjukkan reaksi.tanggapan tokoh terhadap permasalahan.konflik yang tengah terjadi. sehingga nantinya menyelesaikan masalah yang timbul pada bagian krisis.
  6. Re-orientasi : Bagian akhir
  7. Koda : Bagian yang menunjukkan kesimpulan akhir dari teks anekdot.

F. CONTOH TEKS ANEKDOT BESERTA STRUKTURNYA

Kitab Pencerdas Otak

Karya : Asrur Rifa

Abstraksi 

Suatu pagi, si Tejo bangun kesiangan karena sibuk main PS semalam suntuk. Alhasil, ia tak sempat mandi, tak sempat makan dan tak sempat membawawa buku. Sesampainya di sekolah, bel masuk berbunyi. Dengan wajah kusam, perut lapar dan bau badan yang sangat menusuk hidung, ia pun masuk ke kelas.

Orientasi

Selang beberapa menit, Pak Trisno datang dan langsung memerintahkan siswanya untuk mengerjakan soal-soal yang diberikan olehnya. Soal tersebut dimaksudkan untuk ulangan dadakan, alhasil si Tejo gelagapan. Ia belum sempat belajar dan langsung protes ”Pak kan belum dikasih tahu hari ini ulangan pak? ” Pak Trisno menjawab, “Sudah diam, kerjakan saja. Jangan banyak protes !”
Event 

Setelah gertakan dihentakkan oleh pak Trisno, semua siswa terdiam dan mengerjakan soal masing-masing. Semua siswa kesulitan dalam mengerjakan soal karena itu merupakan ulangan dadakan. Ketika yang lain kesusahan, Tejo dengan santainya membuka buku teman sebangkunya di laci tanpa sepengetahuan Pak Trisno. Ia membacanya dan langsung mengerjakan soal dengan cepat. Ia mengumpulkan lembar jawab yang pertama kali. Pak Trisno pun terheran-heran karena baru 10 menit dia sudah selesai mengerjakan, padahal soalnya relatif susah.
Setelah mengumpulkan lembar jawab, Tejo langsung tertidur karena sangat mengantuk. Pak Trisno pun membiarkannya karena ingin menyelidiki sekitar tempat duduk kerjaannya. Pak trisno mencari tahu jimat handalnya Tejo, bagaimana soal sesusah itu dikerjakannya dalam waktu 10 menit.
Krisis
Tanpa sepengetahuan Tejo, Pak Trisno memeriksa laci dan melihat sebuah buku. Ia langsung membuka buku dan memeriksanya. Setelah itu ia langsung memukulkan buku itu kepada Tejo, alhasil Tejo terbangun.
“Ini apa ? Buat apa ?”
“Itu kitab pencerdas otak pak, biar ulanganku sukses.”
 
“Ooh gitu, selamat ya kamu dapat nilai 0.”
 
“Makasih pak, eeehh 0 pak ? Gak salah pak ? Salah saya apa ?”
 
“Salah kamu ya mencontek toh le...”
 
“Loh pak, kan saya cuma membaca kitab pak ?”
 
“Membaca sama aja mencontek Tejo bin Paijooooooo...”
 
“Berarti saya salah ya pak ?”
 
“Ya iya lah. Selamat ya jo nilai kamu memuaskan saya hari ini, saya kenyang liat kamu.”
 
“Makasih banyak pak.”
Reaksi
Semua siswa pun tertawa terbahak-bahak menyaksikan percakapan mereka berdua. 

Koda
Setelah itu semuanya mengumpulkan jawaban dan mengikuti pelajaran berikutnya. Kelas kembali berlangsung normal.
NB : Coba teliti kembali struktur teks anekdot di atas, benarkah demikian ? Apakah teks tersebut sudah bisa dikatakan teks anekdot ? Berikan alasannya berdasarkan ulasan yang telah sobat baca !
Nah, cukup sekian pembahasan mengenai pengertian teks anekdot, struktur, kaidah kebahasaan dan contohnya. Semoga dapat menambah wawasan kita terhadap berbagai macam teks yang ada di mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Salam Pelajar Indonesia !

Sumber : http://www.siswamaster.com